Followers

3.21.2010

My Name Is Khan


Akhirnya nonton My Name Is Khan juga. Well, saya penasaran dengan film ini karena sutradaranya adalah sutradara film India favorit saya, Karan Johar dan dia kembali bertrio dengan pasangan sejati dalam Bolywood, Shah Rukh Khan dan Kajol dan dari trailer dan sinopsisnya cerita film ini nampaknya berbeda dari film Bolywood biasanya. 
Cerita ini tentang seorang Autis, Rizwan Khan yang seolah bercerita kepada istrinya, Mandira lewat catatan hariannya, dan mulailah dicerita dari dia kecil hingga dia dewasa. Saya tidak mau terlalu menjabarkan isi ceritanya di sini, karena menurut saya, pasti sudah banyak yang tahu tentang isi cerita film ini. Ada beberapa adegan yang lucu dan yang tentunya akan diingat oleh orang-orang yang menonton film ini. Contohnya adalah adegan Mandira dan Khan. Tiap Mandira mengatakan "I wanna die" pastinya Khan akan menjawab "Please don't die, Mandira, please don't die..." hehehe... atau adegan saat Khan meminta Mandira untuk melakukan hubungan suami-istri dan itu sudah ada waktunya,hehehe.. Dan yang mengharukan adalah adegan pertama kalinya untuk Khan menangis saat menceritakan tentang anaknya, karena sebelumnya Khan tidak pernah menangis. Film ini tetap ada unsur 3Mnya film Bolywood, menyanyi, menari dan menangis. Walaupun menyanyi dan menarinya tidak terlalu banyak. Dab akting Kajol dan Khan di sini memang tidak perlu diragukan lagi, chemistry mereka sangat terlihat dan memang pantas disebut pasangan sejati di film Bolywood. Dan tentunya tak terlepas dari arahan sutradara yang memang andal dan biasa membuar berbagai jenis film yang kontra dari jenis-jenis film Bolywood lainnya.
Well, film ini bagus, salah satu masterpiece dari Karan Johar. Ceritanya menyentuh dan banyak pesan moral.
Kita bisa temukan pada bagian awal film, di mana ibu Khan mengajarkan kepada Khan  saat perkelahian umat Hindu dan umat Muslim di India. bahwa di dunia ini hanya ada dua jenis orang, yaitu orang yang berperilaku baik dan orang yang berperilaku jahat. Lalu film ini juga menunjukkan bahwa orang dengan sindrom Autisme sama saja dengan orang normal lainnya, bisa jatuh cinta dan cinta tidak memilih dan tidak membedakan orang tersebut seperti apa, dan dari mana. Lalu film ini juga mengajarkan bahwa harus tetap setia terhadap keyakinan yang sudah dianut dan tidak boleh malu untuk menunjukkan keyakinan tersebut walaupun banyak rintangan yang dihadapi, dan mengajarkan untuk menghilangkan rasa benci dan tidak boleh menyesal dengan keadaan. Ada satu hal lagi, tetap berpegang teguh pada janji yang dibuat.
Yang jelas, menonton film ini membuat air mata jatuh..hehe..
Jadi ingin nonton lagi..
:D

0 comments: